ETNOGRAFI DI INDONESIA : BERBAGAI CIRI
(Heddy Shri ahimsa putra)
Ada berbagai jenis, ciri, dan bentuk dari etnografi,
dalam artikelnya kali ini Heddi Shri Ahimsa Putra mencoba untuk memfokuskan perhatiannya
pada gaya dan isi penulisan dalam mengkaji etnografi. Dan dalam kajiannya kali
ini ia mengusung temanya yaitu “Etnofrafi Sebagai Kritik, kebudayaan”.
Heddy mengelompokkan etnografi menjadi 3 kategori,
yaitu ; Etnografi Awam, Etnografi Laci, dan Etnografi Analitis.
A. Etnografi Awam
Ia mengatakan bahwa etnografi awam ialah sebuah
etnografi yang umumnya ditulis bukan oleh para ahi antropolog melainkan
kebanyakan ditulis oleh wartawan yang disajikan dalam bentuk surat kabat
ataupun majalah. Namun tetap mempunyai beberapa ciri-ciri yang tidak jauh
berbeda dengan etnografi para antropolog
·
Deskripsi Yang Datar
Pada etnografi ini heddy
menjelaskan bahwa etnografi jenis ini mempunyai sifat yang datar dalam mengkaji
persoalan yang ada. Tidak adanya analisa ataupun kesimpulan di dalamnya, tidak
ada penjelasan tentang fenomena yang ada bahkan mereka menulisnya hanya dengan
“tujuan penyampaian berita”.
·
Sifatnya Hanya Untuk
Mencari Perhatian
Dalam
etnografi ini biasanya hanya bertujuan tidak lebih untuk menarik perhatian
dengan memasukkan judul semenarik mungkin dan bervariasi tetapi tidak ada isi
yang mendalam dan bagus mengenai suatu kebudayaan dan masyarakat.
·
Tidak Adanya
Kerangka Teori
Dikarenakan jenis ini tidak
mempunyai kerangka teori yang jelas maka kebanyakan dari etnografi ini
mengandung banyak uraian yang tidak runtut dan juga sistematis dan sering kali
meloncat dari topik satu ke topik lain, hanya dengan suatu urutan logika yang tidak
jelas.
Tetapi Etnografi jenis ini tetap
perlu untuk di baca karena sering kali isinya sangat informatif dan biasanya di
selipi kutipan kata-kata yang dikutip
dari informan secara langsung yang memberikan kesan yang sangat reliable dan
sangat dipercaya.
B. Etnografi Laci
Pada jenis
etnografi ini heddy memaparkan bahwa kita dapat menemui etnografi jenis ini di
dalam berbagai buku atau tuliasan seorang antropolog seperti koentjaraningrat
dan lain-lain. Ia menjelaskan bahwa pada jenis etnografi ini berbeda dengan
etnografi awam terutama dalam susunan retorikanya seperti :
·
Lebih sistematis
Etnografi ini didirikan atau
dibentuk berdasarkan urutan tertentu dan umumnya didasarkan ppada unsurkebudayaan yang universal. Seperti
bahasa, mata pencaharian, organisasi sosial, seni, agama dan lain-lain. Dan
didalamnya juga terdapat bergbagai informasi pengalaman lapangan penulis
tentang suku dan budaya.
·
Sudah Lebih Ilmiah
atau Antropologis
Di dalamnya banyak terdapat
konsep-konsep analitis, tidak seperti etnografi awam, tulisan di dalamnya juga
sudah bersifat ilmiah dan hanya ditunjukkan pada publik yang terbatas, yaitu
mereka yang ingin tahu tentang fenomena sosial budaya di dalam masyarakat.
·
Cara memaparkan
informasi atau bahan
Di etnografi ini mereka lebih menjadi
seorang pengamat. Pemaparannya sudah dengan bahasa mereka sendiri, seakan-akan
semua data asli maupun dialog tenggelam di balik teks dan hasilnya adalah
sebuah abstraksi tentang data-data tersebut.
·
Kerangka Teori
Heddy menjelaskan bahwa dalam etnografi ini kerengka teori masih agak
tersembunyi bahkan bisa dibilang tidak ada. Sebab etnografi ini tidak berangkat
dari suatu masalah tertentu dan memuat suatu perspektif untuk menjawabnya
tetapi berawal dari keinginan untuk membuat suatu perbandingan.
Selain itu sifat etnografi inii
juga tidak terlalu mendetail atau penguraiannya juga tidak terlalu tajam, ini
lebih seperti rekonstruksi dan bukan pelukisan aslinya dan lebih kepada kreasi
sang antropolog tentang pandangan-pandangan tertentu yang sudah ada sebelum
mereka menulis etnografi tersebut.
C. Etnografi Analitis
Etnografi
jenis ini memusatkan perhatiannya hanya pada satu fenomena sosial budaya
tertentu, itulah yang membuatnya berbeda dengan etnografi lainnya.
·
Cara Pemaparan
Pada etnografi ini cara pemaparannya sama dengan
etnografi laci. Yaitu masih menggunakan dengan objek maupun subjek yang
diteliti dan menyampaikannya dalam bentuk abstraksi-abstraksi yang tenggelam d
dalamnya atau tidak titampilkan secara langsung.
·
Kerangka Teori
Menurut Heddy dalam kajian
etnografin ini sudah beranjak melalui sebuah masalah yang muncul, kemudian di
cari jawabannya melalui penelitian atau dengan cara lainnya. Dalam etnografi
ini kerangka teori yang digunakan adalah kerangka teori yang eksplisit dan
bersifat argumentatif yang bertujuan membuka pemikiran-pemikiran baru yang
lebih dalam dan biasanya di dalamnya terdapat kritik terhadap
pandangan-pandangan lama. Hal ini digunakan untuk melontarkan pandangan baru
yang lebih inofatif tetapi juga eksplanatif(penjelasan) dan
interpretif(menafsirkan)
·
Perbedaan lain
dengan Etnografi lainnya
Menurut Heddy perbedaan yang paling menonjol adalah pada
kerangka teorinya. Jika etnografi awam tidak teotitis atau tidak antropologis,
etnografi laci komparatif sistemik dan fungsionalis, maka etnografi analitis
mempunyai konsep dan kerangka teori yang lebih bervariasi sehingga tidak d
keranga teori yang diikuti penulis etnografi lainnya.
Pada
etnografi analitis ini mereka lebih terlihat sebagai analyst atau interpreter
yang mencoba memahami gejala sosial tertentu dengan menempatkannya dalam
koneksi yang luas
Lalu ia menyimpulkan bahwa hampir
tidak adanya kesadaran dikalangan antropolog bahwa etnografi mereka manfaatkan
sebagai media untuk melakukann telaah kritis atau lontaran kritik terhadap
kebudayaan yang sedang tumbuh dalam masyarakat.